Pendidikan Fisika UIN Raden Intan Lampung Temukan ‘Emas Hijau’ di Limbah Sapi: Solusi Biogas Atasi Krisis LPG!

Di tengah lonjakan harga LPG dan meningkatnya kebutuhan energi, potensi energi terbarukan menjadi fokus perhatian, dan tim pengabdian dari Pendidikan Fisika UIN Raden Intan Lampung melihat peluang besar di Desa Kutoarjo, Gedong Tataan, Pesawaran, Lampung. Di desa ini, sebagian besar warganya berternak sapi, namun limbah kotoran sapi yang dihasilkan selama ini hanya dimanfaatkan sebagai pupuk. Padahal, limbah ini memiliki potensi untuk diolah menjadi biogas, sumber energi alternatif untuk kebutuhan memasak rumah tangga.

Berangkat dari kondisi tersebut, tim pengabdian Pendidikan Fisika UIN Raden Intan Lampung memperkenalkan teknologi biodigester sederhana kepada masyarakat Desa Kutoarjo. Kegiatan pemberdayaan ini dirancang dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR), yang mengutamakan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan. Prosesnya dimulai dengan perencanaan yang meliputi identifikasi potensi energi terbarukan di desa, survei lokasi ideal untuk pemasangan biodigester, dan inventarisasi sumber daya alam setempat. Selanjutnya, tim melakukan tindakan nyata berupa sosialisasi teknologi biogas kepada masyarakat pada 12 September 2023, diikuti dengan pelatihan teknis tentang pembuatan dan pengelolaan sistem biogas. Implementasi rancangan biodigester sederhana pun dilakukan pada 15 September 2023, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapatkan seperti drum plastik. Dalam proses ini, kotoran sapi dan air dicampur dengan rasio 1:3, serta ditambahkan bioaktivator untuk mempercepat fermentasi.

Berangkat dari kondisi tersebut, tim pengabdian Pendidikan Fisika UIN Raden Intan Lampung memperkenalkan teknologi biodigester sederhana kepada masyarakat Desa Kutoarjo. Kegiatan pemberdayaan ini dirancang dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR), yang mengutamakan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan. Prosesnya dimulai dengan perencanaan yang meliputi identifikasi potensi energi terbarukan di desa, survei lokasi ideal untuk pemasangan biodigester, dan inventarisasi sumber daya alam setempat. Selanjutnya, tim melakukan tindakan nyata berupa sosialisasi teknologi biogas kepada masyarakat pada 12 September 2023, diikuti dengan pelatihan teknis tentang pembuatan dan pengelolaan sistem biogas. Implementasi rancangan biodigester sederhana pun dilakukan pada 15 September 2023, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapatkan seperti drum plastik. Dalam proses ini, kotoran sapi dan air dicampur dengan rasio 1:3, serta ditambahkan bioaktivator untuk mempercepat fermentasi.

Tim pengabdian Pendidikan Fisika UIN Raden Intan Lampung secara intensif melakukan pengamatan terhadap perkembangan produksi gas, evaluasi performa alat, dan pendampingan kepada masyarakat. Tahap refleksi juga menjadi bagian penting, di mana tim memberikan pelatihan tambahan tentang penggunaan biogas sebagai bahan bakar dan menyusun rencana pengembangan lanjutan untuk meningkatkan produksi gas.

Hasil dari upaya ini cukup menggembirakan. Biogas mulai terbentuk pada hari ke-21 setelah pengisian bahan, dengan produksi harian rata-rata 16 liter dari 2–3 ekor sapi. Gas ini mampu digunakan untuk memasak selama 5–12 menit. Penggunaan biogas ini memberikan dampak positif, yaitu mulai mengurangi ketergantungan masyarakat pada LPG dan membantu mengurangi limbah lingkungan. Biodigester yang digunakan dalam program ini adalah model floating drum sederhana, yang memanfaatkan drum plastik 100 liter yang mengapung berdasarkan volume gas yang dihasilkan.

Meskipun produksi gas masih terbatas, tim Pendidikan Fisika UIN Raden Intan Lampung melihat potensi besar untuk pengembangan lebih lanjut. Ke depannya, peningkatan kapasitas biodigester dan optimalisasi pengelolaan fermentasi menjadi tantangan yang perlu diatasi. Pengaturan suhu (20–30°C) dan pH (6,6–7) dalam biodigester menjadi faktor penting untuk meningkatkan produksi gas. Selain itu, pelatihan lanjutan tentang perawatan biodigester dan pemanfaatan limbah biogas sebagai pupuk organik berkualitas juga direkomendasikan untuk memaksimalkan manfaat program ini.

Dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi, tim Pendidikan Fisika UIN Raden Intan Lampung telah memberikan kontribusi nyata dalam menghadirkan alternatif energi yang lebih murah, ramah lingkungan, dan berkelanjutan bagi masyarakat Desa Kutoarjo. Diharapkan, keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan energi terbarukan di desa-desa lain di Indonesia.

#FisikaAdalahKita

Site Links

About Us

Jurnal Al Biruni

Special Events

Find Our Study

Members Talk

Alumni Review

Follow Us

© 2024 Pendidikan Fisika UIN Raden Intan Lampung